Kami berdua Yeni dan Lufti Mengucapkan

Terimakasih banyak atas Do'a dan Dukungannya Semoga Kami menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah

Amiin...

apa itu roti buaya?

“Dasar lelaki buaya, mati ajah lo….”
“biarin dari pada elo cewek matre”
Pernah di gerbak sama pasangan anda dengan kata-kata itu? Berarti bisa jadi anda bukanlah orang yang setia sama pasangan anda. Tapi kenapa laki-laki indentik dengan buaya? Sebenarnya beragam jawaban ada di internet, apalagi kalo minta bantuan mas google…, pasti ratusan artikel dipampangin disitu. Tapi disini saya tidak akan menjelaskan kenapa laki-laki penyeleweng disebut lelaki buaya, berhubung nih situs bercerita tentang pernikahan (blog nikah gitu loh…) jadi hanya cerita yang baik-baik yang ada disini.
Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti gak lepas dari roti buaya. Biasanya roti yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan ada juga yang saking rajinnya bawa yang panjangnya sama yang beneran. Nah ini dia yang nanti akan saya bawa ke rumah mempelai saya. Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, dan pakaian ##### serta beberapa peralatan rumah tangga.
Dari sejumlah barang yang diserahkan tersebut, roti buaya menempati posisi terpenting. Bahkan, bisa dibilang hukumnya wajib. Sebab, roti ini memiliki makna tersendiri bagi warga Betawi, yakni sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati. Nahloh kok bisa?? Ini dia ceritanya..
Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya (CATET beda sama lelaki buaya yang gombalin banyak pasangannya). Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun.
Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan. Amiin. Amiin. Amiin.
Karenanya, tak heran jika setiap kali prosesi pernikahan, mempelai laki-laki selalu membawa sepasang roti buaya berukuran besar, dan satu roti buaya berukuran kecil yang diletakkan di atas roti buaya yang disimbolkan sebagai buaya perempuan. Tetapi banyak kasus karena malu memiliki arti yang jelek maka yg kecil diganti dengan ukuran yang sama. Simbol ini mencerminkan kesetian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sampai beranak-cucu.
Menurut situs sebelah, Haji Ilyas, salah satu tokoh Betawi di Tanahtinggi, Jakarta Pusat, meski saat ini banyak warga Betawi yang merayakan pernikahan secara modern, tapi mereka masih memakai roti buaya sebagai simbol kesetiaan. Karena roti buaya sudah membudaya bagi warga Betawi.
"Adat kite ntu kagak ilang. Masih banyak nyang pake. Kite ambil contoh di kawasan Condet, Palmerah sampe ke Bekasi, malahan sampe Tangerang," lanjut pria yang sering disapa Haji ini.
Sayangnya, saat ini roti buaya tidak mudah dijumpai di toko-toko roti. Untuk itu, bagi pasangan yang akan menikah harus pesan dulu ke tukang roti. Dan harganya juga bervariasi tergantung ukuran yang dipesan, yakni mulai dari 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu sudah termasuk rasa roti, keranjang, dan asesoris pelengkapnya. "Roti buaya adalah kue perayaan, jadi nggak setiap hari ada. Kalau mau beli harus pesan dulu," kata Ari, salah satu pedagang kue di Pasar Senen.
Sejatinya, bagi warga yang sudah terbisa membuat roti, tidak terlalu sulit membuat roti buaya ini. Sebab, bahan dasarnya sangat sederhana, yakni terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk, telur dan bahan pewarna. Keseluruhan bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga rata dan halus, kemudian dibentuk menyerupai buaya. Setelah bentuk kemudian dioven/panggang hingga matang.
Gampangkan?? Tapi bagi yang mo serah-serahan dianjurin beli, berhubung ga repot, juga jadi ga banyak pikiran. Jadi buaya bukan konotasi yang buruk buat para lelaki. Dengan kata lain lelaki buaya adalah lelaki yang setia. Hehehe… setuju g? (yang setuju berarti buaya)

1 komentar:

Lufti & Yeni mengatakan...

untuk sementara saya merubah commentnya dulu

Posting Komentar

Mohon doa restu untuk kedua mempelai